Bahasa Indonesia
![]() |
Disusun
Oleh:
KELOMPOK 3
Falentina
Hutasoit (160384204025)
Denti
Septiani
(160384204022)
Jesika
Melshandy Lubis (160384204003)
Sintia
Hardila Ananda Putri (160384204039)
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya yang berjudul “Membangun Teks Akademik Secara Bersama-Sama dan Mandiri”.
Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Meskipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
demi kesempurnaan makalah ini.
Dan
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dosen
pengampu, Ibu Tessa Dwi Leoni S.Pd, M.Pd atas bimbingan beliau, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dan juga para kerabat yang ikut membantu
penyelesaian makalah ini.
Semoga
dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca tentang bagaimana cara
membangun teks akademik secara bersama-sama dan membangun teks akademik secara
mandiri.
Tanjung Pinang, 3 Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Judul.............................................................................................................................. i
Kata
Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar
Isi...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................3
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................13
B. Saran
..........................................................................................................................13
Daftar
Pustaka ............................................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teks
akademik atau yang sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik
atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri
tertentu. Untuk membedakan keduanya, anda harus menelusuri ciri-ciri tersebut.
Dengan memahami ciri-ciri teks akademikk, Anda
akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi
kehidupan akademik anda. Terbukti bahwa
dalam menjalani kehidupan akademik, Anda harus membaca dan mencipta teks
akademik.
Teks
akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku,
ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan pratikum, dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre mikro yang masing-masing
dialamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
cara menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks akdemik?
2. Bagaimanakah
cara menyajikan teks akademik dalam berbagai genre makro?
3. Bagaimanakah
cara membuat rangkuman?
4. Bagaimanakah
cara membuat tugas dan proyek tentang teks akademik?
C.
Tujuan
1. Untuk
Menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks akdemik
2. Untuk
Menyajikan teks akademik dalam berbagai genre makro
3. Untuk
mengetahui cara membuat rangkuman.
4. Untuk
dapat membuat tugas dan proyek tentang teks akademik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Menggali
dan Mengevaluasi lebih Jauh Teks Akademik
Berikut ini adalah
perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik
No.
|
Teks
Akademik (tulis, ilmiah)
|
Teks
Nonakademik (lisan, nonlisan)
|
1.
|
Sederhana
dalam hal struktur kalimat
|
Rumit
dalam struktur kalimat
|
2.
|
Padat
informasi
|
Cenderung
tidak padat informasi
|
3.
|
Padat
akan kata-kata leksikal
|
Padat
akan kata-kata stukturan
|
4.
|
Banyak
memanfaatkan nominalilasi
|
Cenderung sedikit memanfaatkan nomalilasi
|
5.
|
Ramatika
|
Metafora Gramatika
|
6.
|
Banyak memanfaatkan istilah teknis
|
Cenderung sedikit memanfaatkan istilah teknis
|
7.
|
Berrsifat taksonomik dan abstrak
|
Lebih konkret dan cenderung tidak bersifat taksonomi
|
8.
|
Banyak memanfaatkan sistem pengacuan esfora
|
Tidak menunjukkan pengacuan esfora sebagai ciri penting
|
9.
|
Banyak memanfaatkan proses relasional identifikatif
|
Tidak menonjol pada salah satu jenis proses
|
10.
|
Bersifat monologis
|
Bersifat dialogis
|
11.
|
Memanfaatkan bentuk pasif untuk memberikan tekanan
kepada pokok persoalan yang dikemukakan, bukan kepada pelaku
|
Memberikan tekanan kepada pelaku dalam peristiwa dialog
|
12.
|
Seharusnya Tidak mengandung kalimat minor
|
Sering mengandung kalimat minor
|
13.
|
Seharusnya tidak mengandung kalimat takgramatikal
|
Sering mengandung kalimat takgramatikal
|
14.
|
Biasanya mengambil genre faktual
|
Mengambil genre yang lebih bervariasi dan dapat faktual
atau fiksional
|
Perubahan verba menjadi
nomina untuk menyatakan proses pada teks akademik
verba
|
Berubah menjadi
|
nomina
|
Bertujuan
Menelaah
Menganalisis
Bercakap-cakap
Berkomunikasi
Diasumsikan
Menggunakan/digunakan
didefinisikan
|
![]() |
Tujuan
Telaah
Analisis
Percakapan
Komunikasi
Asumsi
Penggunaan
definisi
|
A.1 Teks Akademik Bersifat
Sederhana dan Struktur Kalimat
Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur
kalimat yang sederha melalui penggunaan
kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan kalimat kompleks tidak
diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau peristiwa yang
dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya mengandung satu aksi.
A.2 Teks Akademik Padat
Informasi
Yang dimaksud pada teks akademik
adalah padat akan informasi dan padat akan kata-kata leksikal. Kepadatan
informasi pada teks akademik dapat dijelaskan dari dua sisi. Pertama, informasi
dipadatkan melalui kalimat simpleks, kedua, informasi dipadatkan melalui
nomalisasi.
A.3
Teks Akademik Padat Kata Leksikal
Kepadatan
leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih banyak
mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina,
verba-predikator, adjektiva dan adverbia tertentu) daripada kata struktural
(konjungsi, kata sandang, preposisi, dan sebagainya)
A.4 Teks Akademik Banyak
Memafaatkan Nominalisasi
Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis
pada teks-teks akademik yang dicontohkan nominalisasi digunakan untuk
mamadatkan informasi. Sabagai upaya pembendaan, nominalisasi ditempuh dengan
mengubah leksis nonbenda (antara lain
verba, adjektive, adverbia, konjungsi)
menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi pada teks akademik
ditunjukkan untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih ringkas dan patat
(Martin, 1991). Oleh karena itu, nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting
pada teks akademik (Marti,1992;138;Halliday, 1998:196-197; Rose, 1998: 253-258,
260-263; Wiratno, 2009).
A.5
Teks Akademik Banyak Memanfaatkan
Gramatika melalui UngkapanIngkongruen
Metafora
gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain atau
dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih
rendah. Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai
kebalikan dari ungkapan yang kongruen (Halliday, 1985:321: Martin,1992:6-7,
406-417). Realisasi secara kongruen adalah realisasi yang sewajar-wajarnya
sesuai dengan realitas, misalnya benda direalisasikan
sebagai nomina, proses direalisasikan
sebagai verba, kondisi direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansi
direalisasikan sebagai adverbia. Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen,
proses tidak diungkapkan dengan verba tetapi dengan nomina, kondisi tidak
diungkapkan dengan adjektiva tetapi dengan nomina, dan sebagainya.
Teks akademik
banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam ungkapan yang inkongruen (Martin,
1993b:218-219; Martin, 1993c: 2226-228, 235-241: Halliday, 1993b:79-82,
Halliday, 1998: 188-221). Jelas bahwa dari segi metafora gramatika teks-teks
akadeik menunjukkan ciri keilmiahan baik secara ideasional maupun tekstual.
Secara ideasional, melalui metafora gramatika
isi materi yang disampaikan menjadi lebih padat, dan secara tekstual,
cara penyampaian materi yang melibatkan pergeseran tataran tersebut juga
berdampak pada perbedaan tata organisasi di tingkat kelompok kata atau kalimat.
A.6
Teks Akademik Banyak Memanfaatkan istilah Teknis
Pada
prinsipnya istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan menggunakan nomina yang antara lain dibangun
melalui proses nominalisasi. Istilah teknis merupakan bagian yang esensial pada
teks akademik (Hallidan, & Martin, 1993b;4). Karena istilah teknis
digunakan sesuai dengan tuntutan bidang ilmu (Veel,
1998:119-139;White,1998:268-291; Wignell, 1998:298-323), tataran keilmuan (Rose
1998:238-263), dan latar (setting)
pokok persoalan (Veel, 1998:119-139) yang disajikan didalamnya.
A.7 Teks Akademik Bersifat
Taksonomi dan Abstrak
Pada dasarnya
taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi terhadap sesuatu.
Taksonomi menjadi salah satu ciri teks akademik (Halliday,1993b:73-74). Oleh
Wignell, Martin, dan Eggins (1993:136-165), masalah taksonomi pada teks
akademik dibahas dalam konteks bahwa perpindahan dari pemaparan peristiwa
duniawi dengan bahasa sehari-hari menuju penyusunan ilmiah yang sistematis
dengan bahasa yang lebih teknis adalah perpindahandari deskripsi menuju
klasifikasi.
Teks Akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan
yang dibicarakan didalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian
pengalaman nyata menjadi teori (Halliday , 1993a:57-59;Halliday,
1993b:70-81; Martin, 1993b: 211.212;
Martin, 1993c: 226-228). Pemformulasian yang demikian itu sesungguhnya
merupakan proses abstaksi yang antara lain dicapai dengan nominalisasi dalam
kerangka untuk memahami dan menginterpretasikan realitas.
A.8 Teks Akademik Banyak
memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora
Sebagai
pengacuan didalam KN, pengacuan esfora dimanfaatkan pada teks akademik untuk
menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut didalam kelompok nomina tersebut bukan benda
yang mengacu kepada penyebutan sebelumny (Martin, 1992:138)
A.9
Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses
Relasional Atributif
Terdapat dua jenis proses
relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan proses relasional
atributif. Proses relasional
identifikatif merupakan alat yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi
teerhadap sesuatu, sedangkan proses relasional atributif merupakan alat yang
baik untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan benda
yang dideskripsikan tersebut.
Mengenai pentingnya proses relasional identifikatif
untuk membuat definisi pada teks akademik, Wignell, Martin dan Eggins
(1993:149-152) menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah
teknis. Namun demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik,
terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan.
A.10
Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat
Indikatif-Deklaratif
Sifat
monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut memberikan
informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat monologis
tersebut teks akademik mendayagunakan kalimat indikatif-Dekklaratif yang
berfungsi sebagi proposisi-memberi, berbeda dengan kalimat
Indikatif-Interogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-Meminta atau kalimat
Imeratif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta. Pada teks akademik penulis
tidak meminta kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan juga tidak
meminta informasi, tatapi memeri informasi.
Sebagai
penyedia informasi, penulis teks akademik tidak menunjukkan posisi yag lebih
tinggi dari pada pembaca. Hal ini berkebalikan denga kalimat imperatif yang berfungsi sebagai
proposal-Meminta yang mencerinkan posisi penulis yang lebih tinggi dari pada
pembaca. Meskipun kalimat Indikatif-Interogatif masih ditemukan pada teks
akademik dalam jumlah yang lain relatif kecil, jenis kalimat tersebut
mengembang fungsi sebagai Proposisi-Meminta. Namun demikian, perlu digaris bawahi bahwa pertanyaan tersebut
tidak selalu ditujukan kepada pembaca, meskipun potensi kearah hal itu besar
(Hyland,2005:173-192), tetapi diajukan
sebagai pembatas atau alat untuk mengambil porsi dalam mengajukan
pendapat terhadap pokok masalah yang dibicarakan didalam teks tersebut
(Marrin,& White, 2005:97-98).
A.11
Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan
Pelaku; dan akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif
Penggunaan
bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan pelaku manusia,
sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan didalam teks
tersebut. Dengan menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan yang bukan pelaku dianggap lebih
penting, dan karenanya ditemakan. Pemilihan tema
seperti ini sangat diperlukan, karena teks akademik tidak membahas para
pelaku atau ilmuan, tetaoi membahas pokok persoalan tertentu yang disajikan
didalamnya. Pokok persoalan tersebut ditempakan sebagai tema pada
kalimat-kalimat yang ada; dan pengguanaan bentuk pasif dimaksudkan sebagai
strategi pemetaan tema tersebut (Marin,1993a:193-194). Dengan menghilangjan
pelaku dan lebih mementingkan peristiwa yang terjadi, teks akademik menunjukkan
sifat objektif. Pada konteks ini, bentuk pasif merupakan sarana untuk
menyajikan aksi, kualitas, dan peristiwa dengan menganggap bahwa aksi,
kualitas, dan peristiwa tersebut sebagi objek (Halliday, 1993a:58). Dengan
demikian, pada teks akademik, tidak terkecuali teks-teks akademik yang
dicontohkan, terjadi objektifikasi.
A.12
teks Akademik seharusnya tidak mengandung Kalimat Minor
Kalimat
minor adalah kalimat tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan salah satu dari
unsur pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya, kalimat
tersebut dapat dianalisis dari sudut pandang leksikogramatika, serta tidak
dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya.
Secara
ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat dikenali, makna
yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses, dan
sirkumstansi pada kalimat tersebut juga tidak dapat diungkapkan . selain itu,
karena hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat digolongkan ke
dalam kalimat indikatif-dekalaratifinterogatif
atau imperatif, kalimat tersebut
tidak mengungkapkan fungsinya sebagai proposisi-memberi atau proposal-meminta.
Padahal, informasi pada teks akademik perlu disampaikan melalui penggunaan
kalimat indikatif-deklaratif yang
mengemban fungsi sebagai proposisi-memberi.
A.13
Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal
Kalimat
Tagramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung kekurangan atau
kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti nomina
(yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi sebagai finit/predikator), atau kata-kata
struktural, seperti konjungsi dan
preposisi. Teks akademik yang mengandung kalimat takgramatikal, baik yang
berkekurangan maupun yang berkelebihan unsur tertentu, adalah teks yang
menunjukkan ciri bahasa tak baku. Oleh karena itu, derajat keilmiahan teks
tersebut berkurang. Secara tekstual, letak gramatikalah pada teks akademik
menunjukkan ciri ketidakilmiahan atau ciri lisan. Selain sulit ditabulasikan ke
dalam struktur kalimat, ketakgramatikalan juga mengganggu pemahaman
pembaca,yang pada akhirnya juga mengurangi tingkat keterbacaan teks tesebut.
A.14
Teks Akademik Tergolongan ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional
Teks
akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre faktual, bukan genre
fiksional. Teks-teks tersebut dikatan faktual, karena teks-teks tersebut
ditulis berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau rekaan atau
khayalan (Martin,1985b; Martin, 1992:562-563). Dilihat dari segi genre makro dan
genre mikro, teks-teks akademik yang dijadikan tugas digolongkan kedalam genre
makro artikel ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai artikel ilmiah, teks-teks
tersebut mengandung beberapa genre mikro sekaligus, antara lain deskripsi ,
eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat kecenderungan bahwa
setiap subbab atau setiap tahap dalam struktur teks pada artikel mengandung
genre mikro yang berbeda, sesuai dengan karakteristik subbab-subbab tersebut.
B.
Mengeksplorasi
Teks Akademik Dalam Gendre Makro
Teks akademik atau teks
ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku,
proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah.
Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing di dalamnya terkandung
campuran dari beberapa genre genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah gendre yang di gunakan
untuk genre yang di gunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan,
dan gendre mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat
didalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.
Ulasan
Buku
Dapat
di kelompokkan menjadi buku ajar dan
buku referensi. Buku referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi
atau bahan rujukan pada saat orang menyusun karya ilmiah. Ulasan buku yang juga
sering disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik
terhadap buku yang dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan pada saat menyajikan
kajian pustaka dalam proposal penelitian, laporan penelitian (yang berupa
skripsi,tesis dan disertasi), atau artikel ilmiah.
Proposal
Proposal
merupakan tulisan yang berisi rancangan penilitian. Proposal dapat berupa
proposal penelitian atau proposal kegiatan. Proposal penelitian memiliki
struktur teks pendahuluan^landasan teori
dan tinjauan pustaka^metodologi penelitian.
Laporan
penelitian
Laporan
dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan. Laporan
penelitian ditata dengan struktur teks.
Artikel
ilmiah
Artikel
ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel konseptual.
Pada dasarnya
Membangun
Teks Akademik secara Mandiri
C. Membuat Rangkuman
a)
Pengertian
rangkuman ( Ringkasan )
Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau
meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih
singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum
dengan rangkumannya(Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai
hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang
terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman sering disebut juga
ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari
suatu uraian atau pembicaraan pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian
demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan
dippertahankan.
Merangkum atau meringkas suatu
bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemula dalam menentukan pokok-pokok
permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan
yang lebih ringkas. Didalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsung
mengemukakan isi suatu ringkasan atau
pembicaraan itu tanpa harus menggunakan kalimat penyambung. Langkah-langkah
membuat rangkuman sebagai berikut:
1.
menandai kata-kata sulit
2.
menggaris bawahi hal-hal yang penting. Ceperti contoh berikut ini:
Jamu adalah obat tradisional berbahan
tumbuhan.
Rempah adalah bumbu masak berasal dari
tumbuhan
Banyak orang memanfaatkan tumbuhan
sebagai obat.
3. menentukan pikiran
utamanya. Seperti contoh :
Jamu adalah rempah berasal
dari tumbuhan. jamu adalah obat yang dibuat dari tumbuhan obat, baik dari buah,
bunga, daun, tangkai, akar maupun kulit. Rempah berasal dari tumbuhan yang
memberikan aroma dari rasa khusus pada makanan.
4. menyusun dalam bentuk
rangkuman. Seperti contoh:
Jamu dan
rempah berasal dari tumbuhan. Jika jamu digunakan untuk obat, rempah berguna
memberikan aroma dan rasa khusus pada makanan.
Langkah-Langkah Menulis
Rangkuman Dan Ikhtisar
Untuk dapat
menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis pemula perlu
memperhatikan empat hal pokok, yaitu:
a.
mampu membaca dengan baik bacaan yang
akan dirangkum,
b.
mampu memahami isi secara utuh terhadap
bacaan yang akan dirangkum,
c.
mampu menemukan ide-ide pokok ataupun
kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum, serta
d.
mampu menyusun kembali ide-ide maupun
kalimat topik yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh
Untuk
mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis
rangkuman adalah sebagai berikut.
1. Perangkum harus
membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau kesan
umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama
dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara
utuh.
2. Perangkum membaca
kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan pikiran utama atau
menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
3. Dengan berpedoman
hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan menyusun kalimat-kalimat
yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa perangkum sendiri.
Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak, perangkum dapat
membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
4. Perangkum perlu
membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakanperbaikan apabila dirasa ada
kalimat yang kurang koheren.
5. Perangkum perlu
menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan memastikan
bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan yang
dirangkum.
Membuat
Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik
Tugas
Contoh Tugas dalam pembuatan teks akademik;
Carilah
beberapa teks yang dimuat di buku, jurnal penelitian, majalah, surat kabar,
atau media lain baik cetak maupun elektronik. Kemudian, lakukan sesuai dengan
dua
poin berikut ini.
1. Analisislah
apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik. Seandainya
2. teks-teks
yang Anda temukan itu belum memenuhi ciri-ciri akademik, ubahlah
3. agar
teks-teks tersebut menunjukkan ciri-ciri yang dimaksud.
4. Amatilah
teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi
5. payung
dan genre mikro yang terkandung di dalamnya.
6. Buatlah
sejumlah pertanyaan yang lain mengenai teks-teks tersebut, dan jawablah
7. pertanyaan-pertanyaan
itu.
8. Tulislah
hasil atau jawaban dari Poin (1) sampai dengan Poin (3) di lembar kertas,
9. lalu
kumpulkan pada waktu yang disepakati antara Anda dan dosen pendamping anda.
Proyek
Proyek
di sini dimaksudkan sebagai rencana belajar sesuai dengan kebutuhan akademik
Anda. Susunlah sebuah proyek belajar yang berkaitan dengan ciri-ciri teks
akademik
dan teks nonakademik. Pada proyek Anda itu, Anda dapat:
1) Membuat
konversi dari teks yang kurang akademik menjadi teks yang lebihakademik;
2) Mempertanyakan
segala sesuatu yang terkait dengan seluk-beluk teks akademik,
3) dan
menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan;
4) Mendiskusikan
materi tertentu dengan teman-teman Anda, dan menuangkan
5) hasilnya
dalam bentuk tulisan;
6) Melakukan
kegiatan belajar apa pun yang Anda pandang dapat mendukung
7) pemahaman
Anda terhadap teks akademik, dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teks akademik adalah
tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ciri-ciri teks
akademik banyak menggunakan kalimat simpleks dibandingkan kaliamat kompleks
sehingga dalam teks pembahasan ini banyak menggunakan kata-kata leksikal
dibandingkan dengan kata struktural, proses nominalisasi dan teks yang bersifat
taksonomi dan abstrak. Membangun teks akademik dapat dilakukan baik secara
bersama-sama maupun secara mandiri.
B. Saran
Sebagai seorang
mahasiswa, kita harus memahami dan mampu membangun teks akademik secara
bersam-sama maupun secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kuliah Dikti. Tanpa tahun. ciri-ciri teks akademik lanjut kuliah daring DIKTI.Http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://kuliahdaring.dikti.go.id/lms1/mod/recource/view.php%3Fid%3D101547ved=0ahUKEwj9tY_GvMHSAhXlgbwKHSEvDj0QFggdMAE&usg=AFQjCNHJuwoPo_YOTGuoY2Z3KufpkfOd6A(03/03/2017)
Drs.Djuruto
Toto.Msi.2009.Menulis Artikel dan Karya
Ilmiah.
Bandung:
PT Remaja.Rodakarya
http://tentangndha.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-rangkuman-ringkasan.html?m=1
Mengapa di dalam teks akademik lebih banyak mendayagunakan kalimat pasif dibanding kalimat aktif?
BalasHapus